Yang menarik disejumlah rumah makan di JLT, sebagian rumah makan, walau hanya menyediakan makanan sederhana, namun beberapa diantaranya ada yang menjadi pusat hiburan juga. Diantaranya mereka menyediakan fasilitas karaoke dengan tarif yang sangat terjangkau.
"Kalau disini nyanyi satu jam hanya empat ribu pak. Kalau mau satu lagu ya hanya Rp. 500 perlagu. Kadang ada juga yang nyanyi ngasih seadanya. Kita terima saja pak, yang penting sudah makan disini," kata salah seorang pemilik warung.
"Kalau disini nyanyi satu jam hanya empat ribu pak. Kalau mau satu lagu ya hanya Rp. 500 perlagu. Kadang ada juga yang nyanyi ngasih seadanya. Kita terima saja pak, yang penting sudah makan disini," kata salah seorang pemilik warung.
Sementara itu sejumlah pengemudi kendaraan lebih suka melintas dan makan di JLT karena jalannya yang sangat lebar. "Saya suka makan disini karena jalannya sangat lebar pak. Jadi kita parkir itu sangat aman dan dipastikan tidak akan mengganggu pemakai jalan lainnya," kata Sunandar pengemudi truk asal Pasuruan yang hampir tiap hari melintas di JLT.
Semula kehadiran JLT ini diharapkan dilintasi oleh bus jurusan Lumajang Jember lewat Kencong. Jika hal ini dilakukan, maka angkutan kota dari Tukum masuk kota akan berfungsi dengan baik, karena selama ini bus masih bisa melintas dan menaikkan penumpang didalam kota.
Sayangnya kebijakan untuk menggunakan JLT sebagai jalur bus dan kendaraan besar hingga saat ini masih belum dibuat sebuah aturan tetap. Sehingga bus-bus dari J Jember yang melalui jalur kencong mash bebas melenggang mencari penumpang diseluruh sudut kota Lumajang.
Sumber : www.wartalumajang.com
Sayangnya kebijakan untuk menggunakan JLT sebagai jalur bus dan kendaraan besar hingga saat ini masih belum dibuat sebuah aturan tetap. Sehingga bus-bus dari J Jember yang melalui jalur kencong mash bebas melenggang mencari penumpang diseluruh sudut kota Lumajang.
Sumber : www.wartalumajang.com
0 komentar:
Posting Komentar